Pada mulanya adalah sebuah pertanyaan yang muncul dalam relung-relung sanaubari (Hati), mengapa saya ada ! Bukankah tidak ada bedanya seandainya saya tidak ada ? toh dunia ini akan tetap berlangsung tanpa kehadiran saya, sepertinya saya terlampar kedalam dunia karena saya memang saya tidak pernah minta untuk dilahirkan, angina kegembiraan dan kedukaan menerpa kehidupan saya, untuk apa semuanya ini ? kalau saya tidak perlu ada,
Pada mulanya adalah sebuah pertanyaan yang muncul dalam relung-relung sanaubari (Hati), mengapa saya ada ! Bukankah tidak ada bedanya seandainya saya tidak ada ? toh dunia ini akan tetap berlangsung tanpa kehadiran saya, sepertinya saya terlampar kedalam dunia karena saya memang saya tidak pernah minta untuk dilahirkan, angina kegembiraan dan kedukaan menerpa kehidupan saya, untuk apa semuanya ini ? kalau saya tidak perlu ada, pasti kehidupan saya juga tidak penting, hal ini terasa sekali bila saya menyadari bahwa pada suatu hari nanti kematian akan datang menjemput saya, lalu sesudah itu …? Barang kali sisa-sisa kenangan masih akan dibicarakan dalam satu-dua minggu, sesudah itu … dunia akan berjalan terus seolah saya tidak pernah ada.
Kegelisahan ini membawa saya kedalam refleksi mengenai dunia ini, apakah dunia ini memiliki makna …? Jangan-jangan dunia ini hanya panggung sandiwara, tempat manusia-manusia termasuk saya, memainkan perananya sejenak, lalu lenyap dibalik panggung, apakah memang demikian makna dunia ini …?
Bila kita renungkan sejenak, walaupun sejenak mudah-mudahan akan memberikan makna yang mendalam, yakni ketika melihat musibah yang menimpa saudara kita di Nangroe Aceh Darussalam (NAD), banyak sekali manusia yang bergelimpangan sampai seakan-akan mata ini tak percaya jika melihat kenyataan (di TV) atau melihat gambar-gambar di Koran, kalau boleh saya katakana agak kasar, seakan-akan bangkai manusia tak ada gunanya, bahkan sebagian para "Manusia" sendiri pun menghindarinya, berbeda bila yang berserakan itu bahan-bahan materi seperti kayu, seng, besi atau bahan logam lainya, bila dibandingkan dengan bangkai manusia bahan-bahan tersebut ternyata lebih berharga.
Terus dimanakah letak peranan manusia yang sesungguhnya ? dimanakah letak kemuliaanya ? haruskah hidup saya yang sekarang ini bagai mayat-mayat hidup yang tiada guna ?.
Mudah-mudahan Melalui sedikit goresan tinta ini akan memberikan kesejukan di hati kita untuk lebih mengenal siapa diri kita ? untuk apa kita hidup didunia yang fana ini aamiin.
Manusia dan Alam KOSMOS
Seperti alam semesta, manusia selalu berubah, bahkan menurut ibnu 'arabi manusia adalah mikro kosmos yang menggabungkan semua alam dalam makro kosmos. Manusia adalah alam shagir dan alam semesta adalah alam kabir, pada makro kosmos terdapat tiga tingkatan alam:
Man ‘Arofah Nafsahu ‘Arofah Rabbahu
(Kenali Dirimu maka Engkau akan Mengenal Tuhanmu)
Ketahuilah bahwa setiap hal yang terdapat di alam wujud ini selain Allah adalah perbuatan Allah dan penciptaan-Nya, dalam setiap dzarrah dari inti, gejala, sifat atau atribut terdapat berbagai keajaiban dan rahasia yang menunjukkan kebijaksanaan, kekuasaan, kemuliaan dan keagungan Allah. Tapi hal tersebut tidak bias di jangkau seluruhnya, karena sekiranya lautan dijadikan tinta untuk menulis hal tersebut niscaya lautan itu akan mengering sebelum mencapai sepersepuluhnya.
Didalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menggalakan tafakkur tentang penciptaan Allah, diantaranya firman Allah :”sesungguhnya dalam penciptaan langit dan Bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,”(Ali Imron:190). sebagaimana firman Allah:”Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya” Dari awak Al-qur’an hingga akhir, maka marilah kita kaji cara-cara tafakkur tentang sebagian tanda-tanda kekuasaan tersebut.
Diantara tanda-tanda kekuasaanya adalah manusia yang tercipta dari air mani (nuthfah) sesuatu yang paling dekat denganmu adalah dirimu sendiri. Didalam dirimu terdapat berbagai keajaiban yang menuujukkan keagungan Allah SWT. Sepanjang hidupnya manusia tidak sanggup mengungkap sepersepuluhnya, sementara anda bahkan melalaikanya, wahai orang yang lalai dan tidak mengetahui akan dirinya sendiri, bagaimana anda berambisi untuk mengetahui selain dirimu? Allah telah memerintahkan untuk mentadabburkan dirimu sebagaimana dalam Al-Qur’an yang mulia,”Dan dalam dirimu sendiri, maka apakah kanu tidak memperhatikan? (adz-dzariat: 21),, Dia menyebutkan bahwa engkau diciptaka dari setetes air mani yang menjijikkan :” Binasalah Manusia; alangkah amat sangat kekafiranya? Dari apakah Allah menciptakanya? Dari setetes Mani, Allah menentukanya, kemudian Dia memudahkan jalanya, kemudian Dia mematikanya dan memasukkanya ke dalam kubur, kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkanya kembali.”(‘Abasa:17-22).
Allah berfirman :” Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan kamu dari Tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak,”(Ar-Rum:20)
“Bukankah dia dahulu setetes mani yang di tumpahkan kedalam (rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakanya, dan menyempurnakanya?(Al-Qiyamah:37-38)
Bukankah kami menciptakan kamu dari air yang hina, kemudian kami tempatkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim) sampai waktu yang ditentukan ?” (Al-Mursalat: 20-22)
“Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa kami menciptakanya dari setitik air mani, maka tiba-tiba ia kemudian menjadi penetang yang nyata,” (Yasin:77)
Sesungguhnya kami menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur,”(Al-insan:2)
kemudian Dia menyebutkan bagaimana setetes air mani itu Dia jadikan”segumpal Darah”, kemudian “segumpal darah” Dia jadikan “segumpal daging” kemudian “segumpal daging,” itu Dia jadikan tulang, Firman Allah: Dan sesungguhnya kami telah menciptakan Manusia dari suatu saripati berasal dari tanah. Kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) kemudian kami jadikan air mani segumpal darah …” (Al-mu’minun:12-14)
Disebutkanya Nuthfah (setetes air mani) berulang-ulang didalam kitab yang mulia ini bukan untuk didengar lafadnya tanpa dinperhatikan maknanya.
Sekarang perhatikanlah setetes air mani – setetes air yang menjijikkan, seandainya dibiarkan sesaat saja terkena udara pasti akan rusak daan busuk- bagaimana Allah mengeluarkanya dari tulang sulbi dan tulang rusuk. Bagaimana Dia menghimpun antara laki-laki dan perempuan, menanamkan rasa cinta dan kasih saying di hati mereka, bagaimana Dia menuntun mereka dalam matarantai cinta dan syahwat dalam kepada pertemuan.Bagaimana mengeluarkan Air mani dari seorang laki-laki dengan gerakan senggama, dan bagaimana mengambil “telur” dari urat darah halus, kemudian bagaimana ia menciptakan janin dari setetes Air Mani dengan di beri makanan dan minuman hingga tumbuh, berkembang dan besar. Bagaimana setetes air mani yang berwarna putih berkilau Dia jadiakan segumpal darah berwarna merah, kemudian Dia jadikan segumpal daging, kemudian Dia Membagi bagian-bagian Nuthfah yang sama dan serupa itu menjadi tulang, urat, sel dan daging ? kemudian bagaimana Dia menyusun organ-organ dalam seperti Hati, perut, jantung, paru-paru, gunjal, rahim, dan pencernaan, masing-masing memiliki bentuk tersendiri dan ukuran tertentu untuk fungsi khusus. Kemudian bagaimana Dia membagi setiap organ tubuh ini dengan bagian-bagian lain, lalu menyusun mata dari beberapa lapisan, setiap lapisan punya sifat khusus dan struktur tertentu, seandainya salah satu lapisannya tidak ada atau hilang salah satu sifatnya niscaya mata itu tidak bisa melihat.
Sekarang perhatikanlah tulang, ia adalah organ yang sangat keras bagaimana Dia MenciptakanNya dari setetes mani yang lunak dan lembek, kemudian Dia menjadikan-Nya sebagai penopang badan, kemudian Dia menentukan ukuran-ukuran dan bentuk-bentuknya yang berbeda-beda ada yang kecil, besar, pendek, panjang, bundar, lebar dan halus, karena manusia memerlukan gerak dengan seluruh badanya dan sebagian badanya, maka Dia tidak menjadikan seluruh tulangnya terdiri atas satu tulang tetapi tulang yang banyak yang dipisahkan oleh sendi-sendi sehingga mudah untuk bergerak, dengan ukuran yang sesuai, kemudian menyambungkan sendi-sendinya dengan urat-urat daging yang ditumbuhkan dari salah satu ujung tulang dan diletakkan dengan tulang yang lain seperti pengikatanya, kemudian Dia menciptakan salah satu ujung tulang ‘benjolan-benjolan’ yang keluar darinya dan pada bagian lain ‘cekungan’ yang masuk kedalam sesuai dengan bentuk ‘benjolan’ agar bisa masuk kedalamnya dengan pas, sehingga apabila ingin menggerakan bagian badanya ia tak terhalangi. Kalau tidak ada persendian niscaya tidak bisa menggerakkan badanya.
Kemudian perhatikanlah penciptaan tulang kepala, Bagaimana Dia menghimpun dan menyusunya. Dia telah menyusunya dari 55 tulang yang beraneka macam bentuknya, sebagianya dipadukan dengan sebagian yang lain sehingga menjadi batok kepala yang anda lihat, enam diantaranya berkaitan denga tulang otak, empat belas tulang lainya berkaitan dengan tulang rahang atas, dua diantaranya berkaitan dengan rahang bawah, dan sebagianya adalah gigi yang sebagianya adalah tebal sehingga bisa dijadikan untuk “menggiling” dan sebagian lagi tajam sehingga bisa dijadikan untuk memotong yaitu gigi taring, gigi geraham dan gigi seri, kemudian Dia menjadikan tengkuk sebagai penopang kepala yang tersusun dari tujuh “engsel” yang melingkar dan elastis, tentang hikmah yang kami tunjukkan ini terlalu panjang unuk dipaparkan.
Kemudian Dia menyusun tengkuk diatas punggung dari bawah tengkuk sampai ujung tulang pinggul terdiri dari 24 “engsel” dan menyusun tulang pinggul dari tiga bagian yang berlainan lalu dari bawahnya bersambung dengan tulang tungging yang juga terdiri dari tiga bagian.
Kemudian menyambung tulang punggung dengan tulang rusuk, tulang lengan, tulang kedua tangan, tulang pinggang, tulang pinggul, tulang kedua paha, tulang kedua betis, jemari kedua kaki dan lain sebagainya, jumlah tulang yang terdapat pada tulang manusia sebanyak 248 tulang, selain tulang-tulang kecil yang mengisi celah-celah persendian. Perhatikanlah bagaimana Dia menciptakan semua hal tersebut dari air mani yang lembek dan hina.
Tujuan menyebutkan jumlah tulang ini bukan untuk diketahui jumlahnya semata-mata, karena hal ini merupakan ilmu pengetahuan yang dekat yang bisa diketahui oleh para dokter dan para ahli anatomi, tetapi tujuanya agar darinya bisa diperhatikan pencipta dan pengaturnya, bagaimana Dia menciptakan dengan ukuran-ukujran tertentu dan mengaturnya sedemikian rupa, Dia menciptakanya dengan jumlah tertentu sebab seandainya berlebih satu saja maka akan menyusahkan manusia untuk mencabutnya, Dokter memperhatikanya untuk diketahui cara pengobatanya sedangkan ahli bashirah menjadikanya untuk menjadi bukti atas kemuliaan pencipta dan pengaturnya, kedua pandangan ini sungguh jauh berbeda.
Kemudian perhatikanlah bagaimana Allah Ta’ala menciptakan sejumlah organ untuk menggerakkan tulang yaitu urat. Didalam tubuh manusia Allah menciptakan 529 urat, urat ini terdiri atas saraf, daging, pembalut dan selaput yang berlainan bentuk dan ukuran sesuai dengan perbedaan letaknya dan kadar kebutuhanya . 24 urat diantaranya untuk menggerakkan biji dan kelopak mata, seandainya berkurang satu maka akan menimbulkan kerusakan pada mata, demikianlah setiap urat disusun dalam jumlah dan ukuran tertentu, bahkan urusan saraf, urat nadi dan pembuluih jauh lebih kompleks dan lebih mengagumkan yang bisa dijadikan sebagai bahan renungan, kemudian di dalam tubuh secara keseluruhan terdapat berbagai keajaiban, demikian pula sifat-sifat dan nilai-nilai yang tidak dapat diketahui dengan panca indra.
Sekarang perhatikan dhahir dan bathin manusia, perhatikanlah badan dan sifat-sifatnya, niscaya anda akan mengetahui berbagai keajaiban dan penciptaan yang menimbulkan decak kekaguman, semua itu adalah penciptaan Allah dari setetes air mani yang menjijikkan, dari sini anda bisa melihat keagungan ciptaaNya dalam setetes air mani, maka apa lagi ciptanNya dalam kerajaan langit dan planet-planetNya, bagaimana Maha bijaksanaNya dalam penciptaan dan pengaturan semua hal tersebut? Janganlah anda mengira bahwa satu partikel dan kerajaan langit akan terlepas dari kebijaksanaan dan pengaturanNya, ketimbang penciptaan tubuh manusia. Bahkan penciptaan benda-benda di bumi tak bisa dibandingkan dengan berbagai keajaiban kerajaan langit. Oleh sebab itu Allah berfirman:
“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaanya ataukah langit ? Allah telah membinanya, Dia meninggikan bangunananya lalu menyempurnakanya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang.” (An-nazi’at:27-29)
kembali lagi pada setetes air mani dan renungkanlah keadaanya pertama kali dan bagaimana ia menjadi makhluk manusia, renungkanlah, seandainya jin dan manusia bersatu untuk menciptakan setetes air mani menjadi pedengaran, penglihatan, akal, ilmu, ruh, tulang, urat nadi, syaraf, kulit atau rambut, apakah mereka mampu melakukanya ? bahkan seandainya mereka ingin tahu hakekatnya dan cara penciptaannya setelah Allah menciptakan hal tersebut niscaya mereka juga tak akan sanggup melakukanya. Sungguh mengherankan, jika anda melihat lukisan manusia di sebuah dinding dengan lukisan yang sangat menarik hingga mirip dengan manusia, lalu orang yang melihatnya pun berucap, Mirip Manusia ! maka anda mengagumi karya pelukis dan kehebatanya, padahal anda mengetahui bahwa lukisan itu hanya di buat dengan cat, kuas, tangan, kemampuan melukis, ilmu pengetahuan dan keinginan, tak ada sesuatupun dari lukisan itu yang diciptkan oleh pelukisnya, bahkan berasal dari buatan orang lain, apa yang dilakukanya hanyalah memadukan antara cat dan dinding dalam sebuah tatanan tertentu, tetapi anda sudah sangat mengagumi dan mengagungknya.
Anda mengetahui setetes air mani yang menjijikkan itu diciptakan oleh penciptanya di dalam tulang sulbi dan rusuk, kemudian dikeluarkan darinya dan dibentuk dengan bentuk yang sebaik-baiknya dan dalam ukuran yang serasi. Dia membagi bagian-bagiannya yang serupa menjadi beberapa bagian yang berbeda-beda, kemudian menumbuhkan tulang dengan cermat pada bagian-bagian tersebut, membentuk organ-organya dengan sangat indah, menghiasi dhahir dan bathinya, mengatur urat-urat dan syaraf-syarafnya, menciptakan alat saluran makanya agar bisa mempertahankan hidupnya, memberinya pendengaran, penglihatan,menciptakan tulang punggung sebagai penopang tubuhnya, perut sebagai penampung makananya, kepala sebagai penghimpun berbagai indranya, kemudian membuka mata dan menytusun lapisan-lapisanya dengan bentuk, warna dan struktur yang sangat indah kemudian melindunginya dengan kelopak, kemudian Dia membuka kedua telinganya dan meletakkan cairan pahit untuk melindungi pendengaranya dan menolak seranggak darinya, dan memagarinya dengan daun telinga untuk menghimpun suara lalu mengembalikanya ke alat pendengaranya, disamping untuk merasakan rayapan serangga. Di dalam telinga juga terdapat lekukan-lekukan agar orang yang tengah tertidur agar segera terbangun bila ada serangga atau sesuatu yang masuk kedalamnya. Kemudian Dia memunculkan hidung di tengah wajah dengan bentuk yang sangat indah, membuka kedua lubangnya dan meletakkan indra penciuman didalamnya untuk membau makanan-makananya dan menghirup hembusan udara yang menjadi makanan hatinya dan penyegaran batinya, Kemudian Dia membuka mulut dan meletakkan lidah didalamnya sebagai juru bicara dan pengungkap apa yang ada dalam hati, dan menghiasi mulut dengan gigi agar menjadi alat pengunyah dan memotong, Dia memperkuat akar-akarnya, mempertajam ujung-ujungnya, berwarna putih, dan menyusunya rata ujung-ujungnya seperti mutiara yang tersusun indah. Kemudia Dia menciptakan dua bibir dengan bentuk dan warna yang sangat indah untuk menutup mulut dan menyempurnakan keluarnya huruf-huruf pembicaraan, kemudian Dia menciptakan tenggorokan dan mempersiapkanya sebagai sarana keluarnya suara, kemudian Dia menciptakan pangkal tenggorokan dalam berbagai bentuk dan ukuran sehingga melahirkan perbedaan suara, tidak ada dua suara yang sama bahkan nampak perbedaan antar dua suara sehingga pendengar bisa membedakan orang semata-mata melalui suara di ruangan yang gelap. Kemudian Dia menghiasi kepala dengan rambut dan pelipis, menghiasi wajah dengan jenggot dan alis mata, menghiasi alis dengan rambut yang sangat tipis dan melengkung, dan menghiasi mata dengan rambut mata.
Kemudian Dia menciptakan organ-organ dan menundukkan untuk fungsi tertentu, Dia menciptakan pencernaan, paru-paru, empedu dan ginjal dengan fungsinya masing-masing, kemudian menciptakan kedua tangan dengan bentuk yang panjang untuk menjangkau apa yang dinginkan, melebarkan telapak tangan, membagi lima jari, membagi setiap jari dengan tiga lekukan, meletakkan empat jari di satu sisi dan ibu jari disisi yang lain, sehingga ibu jari bisa menjangkau semua jari. Seandainya orang-orang terdahulu dan terkemudian bersatu untuk mencari formasi lain menyangka, letak jemari tidak seperti apa yang sudah ada niscaya mereka tidak sanggup melakukanya, karena dengan susunan yang seperti itu tangan dipaksa untuk mengambil dan memberikan, Kemudian Dia menciptakan kuku sebagai hiasan jari dan berfungsi sebagai menggaruk badanya bila diperlukan, seandainya manusia tidak memiliki kuku yang merupakan anggota badan yang paling tidak berharga, lalu ia merasa gatal niscaya ia akan menjadi makhluk yang paling lemah dan tidak ada seorangpun yang bisa menggantikanya untuk menggarukknya, seandainya minta bantuan orang lain niscaya orang lain tersebut tidak akan menemukan tempat yang akan digaruk itu kecuali dengan susah payah dan waktu yang relatif lama. Allah menciptakan semua ini dari setetes air mani ketika masih ada dalam rahim dalam tiga kegelapan, seandainya tabir itu di bukakan dan dapat disaksikan niscaya bisa dilihat perencanaan dan gambar tersebut muncul satu persatu, tetapi pembuat gambar dan alatnya tak bisa terlihat! Pernahkah anda melihat pembuat gambar tanpa menyentuh alatnya dan pekerjaanya ketika dia membuatnya? Mahasuci Dia! Sungguh Mahaagung ciptaanNya sungguh nyata dalil-dalilNya.
Kemudian perhatikanlah kesempurnaan rahmatNya disamping kesempurnaan kekuasaanNya, sesungguhnya ketika bayi merasakan sempitnya rahim, karena dia semakin besar, bagaimana Allah memberinya petunjuk jalan sehingga bayin itu membalikkan posisi, bergerak, keluar dari tempat yang sempit itu dan mencari jalan keluar seolah-olah berakal dan melihat apa yang di perlukanya.
Kemudian setelah keluar dan memerlukan makanan, bagaimana Allah memberinya instink untuk mengenyot tetek? Karena badanya masih sangat rentan tidak bisa menerima makanan yang berat, bagaimana Allah mengaturnya dengan menciptakan susu yang lembut dan dikeluarkanya diantara kotoran dan darah menjadi minuman yang layak dan bersih, Bagaimana Dia menciptakan tetek dan mengumpulkan susu di dalamnya, menumbuhkan dua putting dalam ukuran yang pas dengan mulut bayi, kemudian membuka putting dengan satu lubang kecil sekali sehingga susu tidak keluar darinya kecuali setelah diisap secara bertahap, karena bayi tidak kuasa meminumnya kecuali sedikit, kemudian Bagaimana Allah memberinya instink untuk mengisap sehingga dari lubang yang sangat kecil itu dapat mengeluarkan ASI banyak bila sedanga lapar.
Kemudian perhatikanlah kasih sayang, rahmat dan kelembutaNya, bagaimana Allah mengakhirkan penciptaan gigi hingga mencapai usia dua tahun, karena dalam usia dua tahun itulah bayi tidak mengkonsumsi makanan kecuali ASI sehingga tidak memerlukan gigi. Bila sudah besar, ASI tidak cocok lagi baginya dan memerlukan makanan keras, memerlukan kunyahan, sehingga Allah menumbuhkan giginya sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu dini dan tidak terlambat. Mahasuci Allah bagaimana Dia mengeluarkan tulang keras tersebut dari isit yang lembek! Kemudian Allah melembutkan hati kedua orang tuanya untuk merawatnya pada saat dia sendiri tidak bisa mengurus dirinya sendiri, seandainya Allah tidak melimpahkan rasa kasih sayang ke dalam hati kedua orang tuanya niscaya bayi itu merupakan makhluk yang paling lemah untuk mengatur dirinya.
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat.”(Al-insan:1-2)
Perhatikanlah kelembutan dan kedermawanan yang ada, kemudian perhatikanlah kekuasaan dan kebijaksanaan yang membuat anda mengagumi penciptaanNya itu.
Tapi sungguh aneh orang yang menyaksikan tulisan yang sangat indah di sebuah dinding lalu membuatnya kagum dan mengagumi pelukisnya seraya berfikir bagaimana pelukis itu melukisnya dengan kemampuan yang tinggi, lalu dia berkata mengaguminya: betapa pintar dan sempurnanya pelukis itu! Namun setelah menyaksikan berbagai keajaiban yang ada dalam dirinya sendiri dan pada orang lain, mengapa mereka lupa akan penciptanya sehingga keagungan, kemuliaan dan kebijaksanaanNya tak pernah membuatnya kagum ?
Itulah keterangan singkat tentang berbagai keajaiban yang ada dalam tubuhmu yang tidak dapat dijelaskan semuanya. Ia merupakan obyek Muhasabah dan Tafakkur yang paling dekat dan bukti yang paling nyata atas keagungan penciptanya, tetapi anda mengabaikannya dan anda tidak mengetahui diri anda kecuali anda merasa lapar lalu makan hingga kenyang lalu dan tidur, bernafsu birahi lalu bermaksiat kepada Allah, dan marah lalu bertengkar. Semua binatang sama dengan anda dalam merasakan dan mengenali hal ini, kelebihan dan kekhususan manusia hanyalah terletak pada Ma’rifatullah dengan memperhatikan kerajaan langit dan bumi, serta berbagai keajaiban alam dan jiwa karena dengan hal inilah seorang hamba masuk ke dalam kalangan malaikat muqarrabin dan dikumpulkan ke dalam kelompok para Nabi dan Shiddiqin. Kedudukan ini tidak dimilikioleh binatang dan tidak bisa juga dicapai oleh manusia yang menikmati dunia dengan nafsu binatang, karena binatang tidak memiliki kemampuan untuk melakukanya sedangkan manusia telah diberi Allah kemampuan tersebut kemudian ia mengabaikanya dan mengingkari Ni’mat Allah, mereka seperti binatang bahkan lebih buruk.
Tafakkaruu Fiikholqillah
Walaa tafakkaru fii dzatillah
by:fuad zen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar