Senin, 09 Februari 2009

kata hayalan

Pagi ini matahari bersinar dengan ceria, sinarnya menghangatkan seluruh tubuhku. hampir satu jam aku duduk sendirian disini sambil melihat mahasiswa lalu-lalang memasuki perpustakaan. suasana seperti ini masi sama dengan suasana dua tahunan yang lalu hanya wajah-wajah mereka sudah berganti dengan wajah-wajah baru yang tak lagi aku kenali, begitulah hukum kehidupan "semua hal akan berubah dalam hidup ini selain perubahan itu sendiri.

Mata ku menerawang mencobah mencari wajah-wajah yang mungkin masi dapat ku kenali. kulihat wajah yang tak asing bagi mataku yang sedang berjalan kearahku dengan melambaikan senyuman yang luar biasa indah, enta bagaimana semua yang ada padanya bisa menjadi menundukkan keindahan pagi yang ceria. tampa diminta dia pun sudah duduk di bangku panjang didekatku. perasaanku semakin tak menentu, perasaan yang tak bisa aku lukiskan. enta mulai kapan aku merasakan hal ini jika melihat atau dekat denganya. perassan ini seakan merampok semua ketenanganku, keberanianku tapi mengapa aku tetap merasa bahagia dan tidak merasa terpakasa.
Aku ingat pertama kali aku melihatnya disuatu acara UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), aku tak menaru perasaan apapun saat aku melihatnya dan acara-acara selanjutnya seakan semuanya berlalu hingga aku tak lagi bertemu dengannya dan enta dengan jalan yang mana dia tiba-tiba mengiasi semuanya.
Mas gimana kabarnya, sudah lama ya nunggunya???, dia mencoba membuka pembicaraan. kabar aku baik, aku juga barunyampek. kabar pean gimana?? enta aku harus berkata apa lagi seakan otakku keram tidak lagi bisa utuk mencari bahasa bosa-basi yang lainya dan hanya kata itu yang bisa aku temukan untuk menyambutnya. Alkhamdulillah baik, dia menjawab. dan kami pun kembali terdiam...
Ditengah-tengah kegalauan hatiku aku mencoba memupuk keberanianku, aku mencoba menarik nafasku yang terasa berat dalam-dalam dan kemudian melepaskan semuanya. enta apa yang dia pikirkan melihat tingkaku seperti itu. dengan wajah menunduk aku mulai berbicara denga suara yang agak dipaksakan tanpa aku berani memandang wajahnya "Sekitar 2 tahun lalu aku perna tertarik dengan seorang perempuan, tapi ada dua hal yang membuatku menjadi orang palin bodoh yang pertama aku tak perna berani untuk mengatakan padanya karena dia tau aku menyukai temanya, hingga aku memutuskan untuk memendam perasaan ini dan kami pun jarang bertemu".
aku mencoba sedikit mengangkat wajahku dan melanjutkan kata-kataku " pada saat aku KKN aku tiba-tiba dia SMS, yang isinya membuatku tidak. saat itu aku mempertanyakan jodoh dan seakan-akan dialah jawabanya. enta mengapa waktu itu otakku dipenui pertanyaan itu dan tak kunjung ku dapatkan pertanyaanku. sampai saat ini aku menyakini bawah manusia termasuk diriku akan datang pasangan (jodoh) suatu saat nanti tapi apakah sama hasilnya jika aku diam atau melakukan seuatu seperti ini. adakah jodohku salah satu perempuan yang perna aku temui ataukah seseorang yang sama sekali belum perna aku kenal".
Dia tetap diam disebelaku tampa memberi komentar apa-apa, ingin sekali aku melihat eksoresi wajahnya namun akau belum berani. sambil melanjutkan kata-kataku wajahku kuangkat lagi" sejak saat itu aku mulai igin mengenalnya lebih jauh tentang dirinya, kudapati bawah diriku selama ini terlalu picik memandang kehidupan aku pikir hijau adalah hijau. ternyata hijau itu bermacam-macam ada hijau tua, hijauh daun, hijau muda bahkan senyum juga berwarna hijau, wajah pun berwarna hijau dan kata pun berwarna hijau. dan aku pun memahami satu hal bawah keinginan kita itu hayalan ataukah impian, jika sesuatu itu hayalah jangan perna perharap hal itu akan terjadi. bagiku dia adalah hayalan yang tak mungkin aku gapai, hingga mengingatkanku pada satu pepata "lihatlah seberapa tinggi atapmu sebelum engkau melihat atap dia", dia terlalu ingah bagiku aku takut akan memnuatnya terluka, aku menceritakan ini semua kepean agar aku tak perna penyesali hidupku karena dia adalah pean".
Aku ngkat wajahku dan tak kutemukan dia didekatku, ternyata itu hanya lamunanku. kata-kata itu seharuya aku sampaikan padanya satu tahun yang lalu sebelum aku meninggalkan kampus ini tapi nyaliku terlalu ciut untuk melakukannya. Aku bangkit dari tempat dudukku dengan ribuan kekecewaan yang aku simpan sampai saat ini. inginku lambaikan tanganku dan ku katakan selamat jalan kenangku namun aku tak mampu melakukanya. biarlah kusimpan kenangan itu dan kata yang tak sempat aku nyatakan dalam loker memoriku....

"Dibuat untuk seseorang yang perna memberi arti warna dalam hidupku (tia). by nur ahmad kr.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar