Rabu, 11 Februari 2009

Konfigurasi dan Profil kedalaman

Metode geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui (memperkirakan) lapian bawah permukaan. hasil dari pengukuran dengan meode ini digunakan sebagai data potensi bawah permukaan suatu daerah dan digunakan untuk pengembangan suatu daerah.
Petode geolistrik memiliki beberapa metode turunan, salah satunya metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis (selanjutnya dibaca metode resistivitas). metode resistivitas merupakan metode untuk mendeteksi bawah permukaan berdasarkan kelistrikan batuan.

Pengikuran dengan mengunakan metode ini memiliki dua tipe: 1] Tipe pengukuran Metode Resistivitas Sounding, Metode ini digunakan untuk menyelidiki variasi atau kontur resistivitas kearah vertikal (kedalam). Metode ini akan mengetahui ketebalan masing-masing lapisan batuan yang tersurvei yang ada dibawah permukaan.Pelaksanaannya dilakukan dengan menggerakkan elektroda menjauhi pusat konfigurasi, sehingga semakin jauh jarak elektrodanya semakin dalam jangkauan kedalaman yang dicapai.2] Tipe pengukuran Metode Resistivitas Mapping. Metode ini digunakan untuk menyelidiki variasi atau kontur kearah lateral (horisontal) atau biasa disebut pengukuran 2D, karena menggunakan spasi tetap maka kedalaman dibawah permukaan yang tersurvei adalah sama. Cara pengukuran dilakukan dengan menggeserkan seluruh elektroda dan konfigurasi tetap sepanjang lintasan pengukuran secara bersama-sama dengan interval tertentu dan arah yang sama.
Kedalaman yang dihasilkan dari Tipe pengukuran Metode Resistivitas Mapping dapat dirumuskan: kedalaman= nx[(0.5)x(MN)]; dinama n adalah banyaknya lintasan pengukuran, MN adalah jarak antara elektroda potensial satu (C1) dengan elektoda potensial lainya (c2).
contoh jika pada pengukuran dilapangan dengan panjang lintasan 110 meter, n=4 dan spasi=5 meter, maka profil hasil interprestasi data untuk permukaan (lapisan paling atas terdeteksi) pada 5 meter dan kedalaman (lapisan terbawa yang terdeteksi) adalah 20 meter. Tapi pada kenyataannya seringkali kita menemukan hasil interprestasi data dengan software (salah satunya Res2dinv 3.5) mengalami pergeseran profil.Profil permukaan akan mengalami pergeseran keatas dan profil kedalaman akan kurang dari rumusan diatas. jika Pengukuran ini dilakukan dilapangan hal tersebut bukan merupakan yang berarti tapi jika kita melakukan pengukuran sekalah laboratorium maka kita harus berhati-hati dalam meletakkan anomali.
tapi dalam hal ini belum bisa kami berikan alasan-alasan yang logis terhadap hal diatas, mungkin akan dimuat dalam tulisan selanjutnya....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar