DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL.............................................................................................................
1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
2
DAFTAR
ISI..........................................................................................................................
3
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang................................................................................................
4
B.
Tujuan..............................................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Sejarah perkembangan teori
................................................................................. 5
B.
Bilbiografi rene
descartes....................................................................................... 6
C.
Teori utama rene
descartes.....................................................................................
7
D.
Asumsi yang mendasari teori rene
descartes........................................................ 8
BAB
lll PENUTUP
A.
Kesimpulan..............................................................................................................
10
B.
Saran.........................................................................................................................
10
DAFTAR
PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis
panjatkan ke khadirat Illahi Robbi, karena berkat rahmat-Nya penulis telah menyelesaikan tugas yang diberikan dalam Mata
Ajar Filsafat.
Pada kesempatan ini penulis
sampaikan banyak terima kasih kepada team dosen mata ajar filsafat yang telah
memberikan arahan, saran dan masukan dalam penyusunan makalah ini sehingga
penulis dapat secara mandiri mencari dan menggali lebih banyak tentang
pemahaman materi yang merupakan tambahan wawasan sebagai bekal dasar dalam
mendukung program pembelajaran.
Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, mohon saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan proses pembelajaran
selanjutnya.
Lamongan, 24 April 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masa setelah Abad Pertengahan adalah
masa Modern, meskipun tidak jelas kapan berakhirnya abad pertengahan itu,
tetapi ada hal-hal yang jelas menandai masa modern ini, yaitu berkembang pesat
berbagai kehidupan manusia Barat, khususnya dalam bidang kebudayaan,
ilmu pengetahuan, dan ekonomi.
Masa modern menjadi identitas di
dalam filsafat Modern. Pada masa ini rasionalisme semakin kuat. Tidak gampang untuk
menentukan mulai dari kapan Abad Pertengahan berhenti. Namun, dapat dikatakan
bahwa Abad Pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa Renaissance. Usaha untuk menghidupkan kembali
kebudayaan klasik Yunani-Romawi. Kebudayaan ini pulalah yang
diresapi oleh suasana kristiani. Di bidang Filsafat, terdapat aliran yang terus
mempertahankan masa Klasik. Aliran-aliran dari Plato dan mazhab Stoa menjadi aliran-aliran
yang terus dipertahankan. Pada masa Renaissance ini tidak menghasilkan
karya-karya yang penting.
Satu hal yang menjadi perhatian pada
masa Renaissance ini adalah perkembangannya. Perkembangan pada masa ini
menimbulkan sebuah masa yang amat berperan di dalam dunia filsafat. Inilah yang
menjadi awal dari masa modern Timbulnya ilmu pengetahuan yang modern,
berdasarkan metode eksperimental dan matematis.
Segala sesuatunya, khususnya di dalam bidang ilmu pengetahuan mengutamakan
logika dan empirisme. Aristotelian menguasai seluruh Abad Pertengahan ini
melalui hal-hal tersebut.. Seorang ahli matematika,
ilmuwan, dan filsuf terkenal dari Perancis
yang dikenal sebagai filsuf pertama dan terkemuka di era
moderen adalah Rene descartes.
B.
Tujuan
1. Menjelaskan
sejarah perkembangan filsafat modern
2. Mengidentifikasi
asumsi-asumsi dasar teori pendapat Rene Descrates
3. Menjelaskan
prinsip teori dasar Rene Descrates
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Teori :Rene Descartes
Sejarah filsafat pada masa modern
ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode,[1]
yaitu: zaman
Renaissans
(Renaissance), zaman Pencerahan Budi (Aufklarung), dan zaman
Romantik,
khususnya periode Idealisme Jerman.
Ada beberapa tokoh yang menjadi
perintis yang membuka jalan baru menuju perkembangan ilmiah yang modern. Mereka
adalah Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1643). Sedangkan Francis Bacon (1561-1623) merupakan filsuf yang
meletakkan dasar filosofisnya untuk perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan.
Dia merupakan bangsawan Inggris yang terkenal dengan karyanya yang
bermaksud untuk menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu pengetahuan dengan
teori baru.
Sekalipun demikian, Rene Descartes merupakan filsuf yang paling
terkenal pada masa filsafat modern ini. Rene Descartes (1596-1650) diberikan
gelar sebagai bapa filsafat modern. Dia adalah seorang filsuf Perancis.
Descartes belajar filsafat pada Kolese yang dipimpin Pater-pater Yesuit di desa
La Fleche. Descartes menulis sebuah buku yang terkenal, yaitu Discours
de la method pada tahun 1637. Bukunya tersebut berisi tentang uraian
tentang metode perkembangan intelektuilnya. Dia dengan lantang menyatakan bahwa
tidak merasa puas dengan filsafat dan ilmu pengetahuan yang menjadi bahan
pendidikannya. Dia juga menjelaskan bahwa di dalam dunia ilmiah tidak ada
sesuatu pun yang dianggapnya pasti.
Rene Decartes dikenal sebagai ahli
filsafat modern pertama yang besar. Ia juga penemu biologi modern, ahli fisika,
dan matematika. bahkan dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan
"Bapak Matematika Modern", Rene Descartes sebagai salah satu pemikir paling penting
dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf
kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang
kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada
Eropa abad ke-17 dan 18.
Descartes adalah salah satu
representasi dari semangat manusia modern yang telah mengalami kelahiran
kembali. sebuah semangat yang telah demikian tua sekarang semakin tampak mulai
lelah. Sebab,kita semakin bisa maklum akan apa yang dimaksud Descartes dengan
(ilmu) pengetahuan.
Dengan pengetahuan jenis ini , ia menawari kita menjadi le maitres et
pressure de la nature, pangeran yang gilang gemilang dengan cahaya ilmu dan
menjadi penguasa dunia.
B. Bilbilografi Rene Decartes
Descartes putra seorang ahli hukum. lahir di La Haye, Perancis, 31
Maret 1596 – meninggal di Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650 pada umur 53
tahun), juga dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam literatur berbahasa Latin,
merupakan seorang filsuf dan matematikawan Perancis,
Ayahnya mengirim dia ke sekolah pada
umur delapan tahun. Beliau bersekolah di Jesuit
College of La Flèche antara tahun 1606 dan 1614. Karena kesehatannya yang kurang baik, Descartes diizinkan
menghabiskan waktu paginya belajar di tempat tidur, suatu kebiasaan yang
dipandangnya berguna sehingga dilanjutkannya sepanjang hidupnya
Pada umur 20 tahun
ia mendapat gelar sarjana hukum dan juga sebagai ahli matematika. Kemudian
selanjutnya menjalani kehidupan seorang yang terhormat, menjalani dinas militer
beberapa tahun lalu tinggal beberapa waktu di Paris, kemudian di Belanda. Dia
bergabung dengan paduan suara para filsuf abad 17 termasuk Bacon, Hobbes dan
Locke. Pada 1618 dia pergi ke Holland (Belanda) untuk melayani tentara angkatan
darat Prince Maurice of Nassau, saat dalam perjalanan ke Jerman bersama para
tentara angkatan darat itu. Pada malam 10 November, dia mengalami serangkaian
mimpi yang dia artikan sebagai tanda-tanda bahwa dia akan menemukan suatu ilmu
yang universal (a universal science).
Selanjutnya ia pergi ke Swedia diundang untuk
mengajari Ratu Christina dimana ia meninggal karena pneumonia pada tahun 1650.[2]
C.
Teori Utama Rene Decartes
Descartes meneliti
suatu metode berpikir yang umum yang akan memberikan pertalian dan pengetahuan
dan menuju kebenaran dalam ilmu-ilmu. Penelitian itu mengantarnya ke
matematika, yang ia simpulkan sebagai sarana pengembangan kebenaran di segala
bidang. Karya matematikanya yang paling berpengaruh ialah La Geometrie, yang
diterbitkan pada tahun 1637. Pengembangan kalkulus tidak mungkin tercapai tanpa
dia.
Didalamnya ia
mencoba suatu penggabungan dari geometri tua dan patut dimuliakan dengan
aljabar yang masih belm berkembang pada waktu itu. Bersama dengan seorang
Perancis lainnya, Pierre Fermat (1601-1665), ia diberi penghargaan dengan
gabungan tersebut yang saat ini kita sebut sebagai geomtri analitik, atau
geometri koordinat. Pengembangan lengkap kalkulus tidak mungkin ada tanpa
teorinya terlebih dahulu. Descartes benar-benar yakin bahwa penemuan metode
yang tepat adalah kunci dari meningkatnya pengetahuan. Untuk diskusi yang lebih
luas dan rinci tentang metode ini, bisa dilihat di buku "The Rationalists,"
Oxford University Press, Oxford, 1982, Chapter 2 yang ditulis oleh John
Cottingham.Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah
terkenal sebagai pencipta sistem
koordinat Kartesius, yang memengaruhi perkembangan kalkulus modern.
Ia juga pernah menulis buku Sekitar
tahun 1629 yang berjudul Rules for the [3]Direction
of the Mind
yang memberikan garis-garis besar metodenya. Tetapi, buku ini tidak komplit dan
tampaknya ia tidak berniat menerbitkannya. Diterbitkan untuk pertama kalinya
lebih dari lima puluh tahun sesudah Descartes tiada. Dari tahun 1630 sampai
1634, Descartes menggunakan metodenya dalam penelitian ilmiah. Untuk
mempelajari lebih mendalam tentang anatomi dan fisiologi, dia melakukan
penjajagan secara terpisah-pisah. Dia bergumul dalam bidang-bidang yang berdiri
sendiri seperti optik, meteorologi, matematik dan pelbagai cabang ilmu lainnya.
Ada
lima ide Descartes yang punya pengaruh penting terhadap jalan pikiran Eropa:
a)
Pandangan mekanisnya mengenai alam semesta.
b)
Sikapnya yang positif terhadap penjajagan ilmiah.
c)
Tekanan yang diletakkannya
pada penggunaan matematika dalam ilmu pengetahuan.
d)
Pembelaannya terhadap dasar awal sikap skeptic.
e)
Penitik pusatan perhatian
terhadap epistemology.
F. Asumsi yang mendasari
teori Rene Descrtes
Pengaruh yang paling
penting bagi Descrates pada saat itu adalah ahli matematika Issac Beeckman.
Issac Beeckman mendorong Descartes dengan memberikan sejumlah [4]masalah
dan mendiskusikan masalah-masalah fisika dan matematika. Karya penting pertama
Descartes adalah "Regulae or Rules for the Direction of Mind" yang
ditulis pada tahun 1628-9 tetapi tidak diterbitkan hingga 1701. Karya ini
menunjukkan minat Descartes pada metode yang dia bagikan kepada beberapa
ilmuwan, ahli matematika dan filsuf abad 16 dan 17.
Salah satu sumber
metode ini adalah matematika kuno. Tiga belas buku "Euclid's
Elements" merupakan contoh dari pengetahuan dan metode deduktif. Tetapi
bagaimana semuanya itu bisa dicapai? Archimedes telah membuat berbagai penemuan
yang terkenal. Bagaimana dia bisa membuat penemuan-penemuan itu? Metode yang
hasilnya diumumkan ini (kadang-kadang disebut metode sintesis) benar-benar
bukan metode yang hasilnya telah ditemukan. Jadi, penelitian ditujukan untuk
metode yang digunakan oleh para ahli matematika kuno untuk penemuan mereka
(metode analisa).
Pada November 1628
Descartes berada di Paris, dimana dia menjadikan dirinya terkenal saat
bertentangan dengan Chandoux. Chandoux mengaku bahwa ilmu hanya bisa didasarkan
pada kemungkinan. Pandangan ini mencerminkan dominasi skeptisisme lingkaran
intelektual Renaissance di Perancis. (This view reflected the dominance in
French intellectual circles of Renaissance skepticism.) Pandangan skeptis ini
berasal dari krisis religius di Eropa yang merupakan akibat dari Reformasi
Protestan dan diperparah dengan penerbitan "Sextus Empiricus" dan
pencerminan ketidak setujuan antar penulis klasik. Keadaan ini diperparan lagi
dengan pertimbangan-pertimbangan tentang perbedaan budaya antara budaya,Dunia
Baru dan Eropa, dan oleh perdebatan tentang sistem Copernican baru. Semuanya
ini telah disusun sedemikian rupa oleh Montaigne dalam karyanya, "Apology
for Raymond Sebond", dan dikembangkan oleh para pengikutnya. Descartes
diserang dengan pandangan ini, hanya mengakui bahwa kepastian bisa dijadikan
sebagai dasar pengetahuan dan bahwa dia sendiri memiliki suatu metode untuk
mendapatkan kepastian itu.
Di Holland,
Descartes menghasilkan karya ilmiah yang disebut "Le Monde" atau
"The World" yang diterbitkan pada 1634. Namun, pada akhirnya dia
belajar bahwa [5]Galileo
telah dipersalahkan oleh gereja karena mengajarkan Copernicanism. Buku yang
ditulis Descarte berpusat pada Copernican, sehingga buku itu dikecam. Pada 1638
Descartes menerbitkan sebuah buku yang berisi tiga esai di bidang matematika
dan ilmu ilmiah dan "Discourse on Method". Karya ini ditulis di
Perancis (daripada di Latin) dan ditujukan untuk dunia pendidikan daripada
hanya untuk bidang akademis. Pada 1641 Descartes kembali menulis buku
"Meditationes de Prima Philosophia" (Meditations on First
Philosophy). Karya pendek ini bersifat lebih metafisika daripada ilmiah, dan
bertujuan untuk mendirikan dasar- dasar tertentu untuk ilmu pengetahuan yang telah
diumumkan Descartes pada perdebatannya dengan Chandoux pada tahun 1628. (Untuk
mengetahui lebih jelas tentang buku ini baca "Structure of the
Meditations". Buku ini diterbitkan bersama-sama dengan "Objections
and Replies" dari enam (dan kemudian tujuh) filsuf dan teolog, termasuk
Thomas Hobbes, Pierre Gassendi dan Antoine Arnauld.
Setelah buku
Meditations, Descartes menghasilkan "The Principles of Philosophy"
pada 1644, pernyataan terlengkap atas filosofinya yang matang dan atas sistem
Cartesian secara umum. Bab 1 menjelaskan pandangan metafisika Descartes. Bab 2
memberikan penjelasan rinci tentang prinsip-prinsip fisika Catesian. Bab III
menerapkan prinsip- prinsip fisika untuk memberikan penjelasan rinci tentang
bumi, dan Bab IV tentang berbagai fenomena di bumi. Dua bagian lagi,
direncanakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan tanaman dan binatang dan
manusia, tetapi tidak lengkap. Pada 1648 Descartes menerbitkan "Notes
Against a Program"-- suatu respon terhadap suatu selebaran yang diterbitkan
tanpa nama oleh Henricus Regius, Professor of Medecine (Profesor kesehatan) di
University of Utrecht (Universitas Utrecht). Regius sejak awal sudah mendukung
dan antusias terhadap Descartes. Tetapi ketika Regius menerbitkan
"Foundations of Physics" karyanya, Descartes memprotesnya karena
Regius telah tanpa malu menggunakan makalah Descartes yang tidak diterbitkan
yang telah dia dapatkan dan Regius juga telah menyimpang dari ide-ide
Descartes.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Rene
Descartes dikenal sebagai ahli filsafat pertama yang namanya begitu besar. ia
juga penemu biologi modern, ahli fisika, dan matematikawan.
2.
Tokoh
rasionalisme abad modern ini berpendapat bahwa “filsafat merupakan kumpulan
segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan”
3.
Rene
Descartes adalah Pandangannya tentang pengetahuan dan kepastian, dan
pandangannya tentang hubungan antara pikiran dan tubuh telah memberi pengaruh
yang besar selama tiga abad terakhir.
4.
Pemikirannya
membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa
karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti,
kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir
B. Saran
1.
Ajaran
filsafat harus dimodifikasi
sedemikian rupa dalam penafsiran dan penerapannya sebagai dalih pembenaran atas
tindakan atau kebijakan yang berdasar pada ambisi, dan aspirasi pribadi, bahkan
bisa terdorong oleh motivasi-motivasi yang sulit sehingga harus dibarengi kekuatan spiritual, karena kebenaran hakiki
hanya yang maha kuasa.
2.
Matematika merupakan ilmu deduktif. Yang
diperoleh karena penyelesaian masalah-masalah. Namun penerapan teori ini
tetap meyakini adanya tuhan
3.
Segala
yang ada dalam hidup ini dimulai dengan meragukan sesuatu, sehingga keragu-raguan membuat
manusia harus bertanya/mencari
jawaban untuk memperoleh kebenaran yang pasti (manusia harus berpikir rasional
untuk mencapai kebenaran).
DAFTAR
PUSTAKA
Baird, Forrest E. (20 November
2008). From Plato to Derrida.
Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice Hall. ISBN 0-13-158591-6.
Donald M. Borchert.1996.The
Encyclopedia of Philosophy.USA.Simon & Schuster
Macmillan.127-128
K. Bertens.1976.Ringkasan Sejarah Filsafat.Jogjakarta.Kanisius.42-89.
K.
Bertens.1988.Sejarah Filsafat Yunani.Jogjakarta.KANISIUS.127-169
Milton D. Hunnex.1986.Chronological
and Thematic Charts of Philosophies and Philosophers. USA.Grand Rapids.3-21.
Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Jogjakarta. KANISIUS.175-184.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar